Masyrakat daikagowo pada saat acar peletakan batu
pertama gereja katholik quasi dakabo yang akan di remsmikan menjadi paroki pada
bulan,mei 2016 mendatang.(fotho:munni kiba,dauwagu,25/mei/2013.)
|
Artikel(KA)-,Daikagowo
adalah sebuah Nama Wilayah, yang sederhana. Wilayah itu terletak di ufuk Timur
Paniai Papua. Nama Daikagowo lahir dari ide-ide atau gagasan dari setiap
Tokoh Masyarakat Dakabo, yang telah di berikan untuk mencetuskan tapal batas
tiga desa yaitu, Dauwagu,Katuwobaida dan Bodatadi. Daikagowo yang merupakan
wilayah yang cukup disisi dengan beragam Budaya yang disertai langsung, dengan
Sumber Daya Alam(SDA) juga Sumber Daya Manusia (SDM).
Dengan melihat
secara kaca mata dunia, telah terbukti bahwa SDA yang tersimpan di lembah hijau
Daikagowo itu, merupakan kandungan Bumi yang tersembunyi, diantaranya, Gas Alam
dan Barang-barang Tambang lainnya. Wilayah itu juga, memiliki suaka marga
saatwa yang padat , yang perlu di lestarikan oleh pemerintah untuk di jadikan
sebagai tempat wisata bagi wisatawan local maupun internasional.
Anak – anak
Pribumi di Daerah Daikagowo, tingkat Sumber Daya Manusia (SDM) sangat
dibutuhkan, dukungan atau sponsor dari PEMDA setempat, agar Harta kekayaan yang
tersedia diwilayah itu, diproduksi sendiri.
Tuhan
menempatkan Manusia Mee Daikagowo yang terdiri dari, tiga desa,Yakni,
(Dauwagu,Katuwobaida dan Bodatadi). Di bagian pintu Matahari dengan kemampuan
berpikir beserta kapasitas dan kapablitas yang sangat memadai untuk bisa
berpikir, dalam berinteraksi dengan berbagai kegiatan-kegiatan rutinitas
sehari-hari dalam memenuhi kebutuhan pokoknya.
Manusia Mee
bagian barat masih dalam ketiduran, masyarakat daikagowo sudah duluan
beriteraksi dengan mendekati Gunung-gunung dan bukit yang sangat menjulang
tinggi untuk Berkebun, Berburuh, dan mengumpulkan berbagai Buah-buahan di hutan
belantara agamoma untuk memenuhi dalam keberlangsungan hidup.
Penulis
melihat, dengan perkembangan SDM di Daikagowo di era persaingan
global yang sangat pesat ini, ada beberapa elemen yang perlu di perhatikan
keseriusan untuk mahasiswa/I Daikago maupun juga perpanjangan tangan dengan
Pemerinta Daerah untuk membenahi baik di sisi pendidikan,agama,politik maupun
juga YLSM sesuai dengan prosedur-prosedur yang berlaku.
Kendala-kendala
yang menjadi penghambat di balik era persaingan globalisasi dalam pembangunan
Daikagowo menjadi acuan rambu-rambu namun, perlu di argumentasikan dalam
penyusunan agenda-agenda khusus,misalnya, Pada saat, Pra-Mubes oleh kalangan
mahasiswa/I Daikagowo. Karena Mahasiswa/i adalah agen pembaharuh (agent of
changes) bagi daerah maupun juga pembangunan masa depan.
Oleh sebab
itu, mahasiswa/I asal diwilayah itu, jangan perna membisu dengan perkembangan
yang ada tetapi musti menjadi ujung tombak dan berperang aktifm untuk
mengajukan berbagai aspirasi seperti keluhan-keluhan dan kerinduhan masyarakat
setempat, kemudian membenahi secara bersama-sama di dalam musyarawarah mufakat
bersama,baik itu dari Tokoh Masyrakat,Tokoh Agama,Tokoh Pemudah,Tokoh
Pemerintahan dan tokoh YLSM setempat. Kemudian mengambil langkah yang tepat
secara bersama-sama.
Maka dengan
ini pemuda pelajar mahasiswa/I masyarakat Daikagowo jangan pernah membisu dan membabi
buta dengan keadaan yang sedang terjadi di daerah kita tetapi dengan sebatas
kemampuan yang ada, musti di coba dalam mengimplementasikan secara besama-sama.
Karena, ada sepata kata dalam Bahasa Mee, kita sendiri mengatakan bahawa, ”Mee
Dobiya Yoka Mekako Kadouya Kodoya Maki Dobiya Yoka Ko Mekako Teka Edouya” Yang
artinya," Anak seorang yatim piatu, bisa diperhatikan orang lain, namun
Tanah susah untuk di perhatikan orang lain" Kata,Penulis.
kalimat
diatas, yang menjadi foundanem bagi kita mahasiswa/I maupun berbagai lapisan
Tokoh Masyarakat Daikago yang ada, mengambil solusi yang perlu di lakukan untuk
memperbaharuhi kembali daerah kita yang sangat keterbelakangan dari bebagai
sisi, Pendidikan,Agama dan Kesehatan.
Kalau bukan
kita mahasiswa/I, Masyrakat Daikagowo yang sedang berkarir dimana saja berada
baik di Pedesaan,Perkotaan maupun semua kota Study se-Indonesia, siapa-siapa
lagi yang akan melakukan semua ini. Kalau bukan kesempatan yang sangat efektif
ini kapan lagi untuk kita mengimplementasikannya.
Penulis adalah
Mahasiswa Papua,Kuliah di Jayapua-Papua
sangat kita semua butuh yang terpenting adalah Pray dan Action (oraet labora) suatu kelak DAKABO akan terwujud dengan apa yang kita impikan, amanai.
BalasHapusIya,kerja keras,semangat dan doa saudara merupakan perwujudan bagi pembangunan dakabo kedepan maka oleh sebad itu saya meminta kepad seluruh mahasiswa/i perlu memahami apa isi dari opini yang saya kasi eksposkan ini supaya ini menjadi bekal dan pegangan bagi kita semua.
BalasHapus